Hhmm.... bingung mau nulis
apa...... kebetulan baru baca e-book,
ada bahan tentang batuk. Ya udah,
jadinya nulis batuk deh.... smoga bermanfaat.
Nah... masalah mulai timbul disini, begitu banyak obat batuk yang beredar, kita juga bisa lihat banyak iklannya di TV, terkadang kita bingung obat batuk mana yang tepat kita konsumsi. Salah memilih obat malah sakitnya ga sembuh, atau malah minum terlalu banyak obat hanya untuk satu penyakit.
Untuk tahu obatnya, maka kenali dulu penyakitnya J, ya gak, iya aja deh.... #maksa. Secara umum batuk itu ada 3 macam; batuk kering (iritasi); batuk berdahak (produktif); dan batuk non-prduktif (tidak berdahak namun terasa sesak di dada tersumbatnya saluran nafas).
1.
Batuk kering (iritasi). Infeksi saluran nafas
bagian atas menyebabkan peradangan (inflamasi) dan iritasi pada tenggorokan.
Hal ini akan merangsang releks berupa batuk untuk mengeluarkan benda yang
diaggap tubuh sebagai benda asing. Akibatnya kita akan mengalami batuk kering
yang tidak produktif (tidak berdahak). Untuk batuk seperti kita bisa menggunakan
obat antitusif dan anti histamin.
Antitusif yang berupa obat bebas
adalah dextrometorfan (dextromethorphane).
Obat ini bekerja dengan cara menekan pusat batuk di otak. Sedangkan
antihistamin digunakan karena memiliki efek penenang, sehingga dapat menekan
batuk serta dapat membantu penderita untuk tidur. Antihistamine yang banyak
beredar diantaranya chlorpheniramine, diphenhidramin, promethazine,
tripolidine)
2.
Batuk berdahak (produktif). Pada batuk produktif
terdapat dahak pada saluran pernafasan karena terjadi infeksi. Dahak dibawa ke
atas tenggorokan oleh cilia yang terdapat pada saluran nafas dan kemudian
dikeluarkan dengan batuk. Batuk tipe ini tidak boleh ditekan.
Mucokinetik (seperti expectorant dan mucolytic) digunakan untuk
membantu pengeluaran dahak. Guaifenesin merupakan ekspektoran yang paling
banyak digunakan. Senyawa lain diantaranya Gliseril guaikolat, ammonium
klorida. Ekspektoran bekerja dengan mengencerkan dahak dengan menghidrasinya
(sehingga dahak lebih banyak mengandung air), merangsang pergerakan cilia dan
batuk. Sedangkan mukolitik bekerja dengan memutus ikatan kimia dahak, sihingga
dahak tidak lagi kental dan mudah dikeluarkan. Contoh senyawa mukolitik adalah ambroksol
(ambroxol) dan bromheksin (bromhexine).
3.
Tipe batuk ketiga terjadi karena penyempitan saluran
nafas, sehingga akan terasa seperti sesak di dada. Untuk batuk ini digunakan
simpatomimetik (efedrin dan pseudoefedrin) dan bronkodilator (teofilin). Kedua
golongan obat ini bekerja dengan merelaksasi saluran nafas, sehinnga saluran
nafas menjadi normal kembali.
Referensi: Alan Nathan. Non-prescription medicines, 2nd edition. Pharmaceutical Press. 2002.